KARAKTERISTIK DIODA SEMIKONDUKTOR
1. Dioda
Semikonduktor
Dioda semikonduktor dibentuk
dengan cara menyambungkan semi-konduktor type p dan type n. Pada saat terjadinya sambungan (junction) p
dan n, hole-hole pada bahan p dan elektron-elektron pada bahan n disekitar
sambungan cenderung untuk berkombinasi.
Hole dan elektron yang berkombinasi ini saling meniadakan, sehingga pada
daerah sekitar sambungan ini kosong dari pembawa muatan dan terbentuk daerah
pengosongan (depletion region).
Oleh karena itu pada sisi p
tinggal ion-ion akseptor yang bermuatan negatip dan pada sisi n tinggal ion-ion
donor yang bermuatan positip. Namun
proses ini tidak berlangsung terus, karena potensial dari ion-ion positip dan
negatip ini akan mengahalanginya.
Tegangan atau potensial ekivalen pada daerah pengosongan ini disebut
dengan tegangan penghalang (barrier potential).
Besarnya tegangan penghalang ini adalah 0.2 untuk germanium dan 0.6
untuk silikon. Lihat Gambar 1.
2. Bias Mundur
(Reverse Bias)
Bias mundur adalah pemberian
tegangan negatip baterai ke terminal anoda (A) dan tegangan positip ke terminal
katoda (K) dari suatu dioda. Dengan kata
lain, tegangan anoda katoda VA-K adalah negatip (VA-K
< 0). Gambar 10 menunjukkan dioda diberi bias mundur.
Karena pada ujung anoda (A) yang berupa bahan tipe p
diberi tegangan negatip, maka hole-hole (pembawa mayoritas) akan tertarik ke
kutup negatip baterai menjauhi persambungan.
Demikian juga karena pada ujung katoda (K) yang berupa bahan tipe n
diberi tegangan positip, maka elektron-elektron (pembawa mayoritas) akan
tertarik ke kutup positip baterai menjauhi persambungan. Sehingga daerah pengosongan semakin lebar, dan arus yang
disebabkan oleh pembawa mayoritas tidak ada yang mengalir.
Sedangkan pembawa minoritas yang berupa elektron (pada
bahan tipe p) dan hole (pada bahan tipe n) akan berkombinasi sehingga mengalir
arus jenuh mundur (reverse saturation current) atau Is. Arus ini dikatakan jenuh karena dengan cepat
mencapai harga maksimum tanpa dipengaruhi besarnya tegangan baterai. Besarnya arus ini dipengaruhi oleh
temperatur. Makin tinggi temperatur,
makin besar harga Is. Pada suhu ruang,
besarnya Is ini dalam skala mikro-amper untuk dioda germanium, dan dalam skala
nano-amper untuk dioda silikon.
3.
Bias
Maju (Foward Bias)
Apabila tegangan positip baterai dihubungkan ke terminal
Anoda (A) dan negatipnya ke terminal katoda (K), maka dioda disebut mendapatkan
bias maju (foward bias). Dengan demikian
VA-K adalah positip atau VA-K > 0. Gambar 3 menunjukan dioda diberi bias maju.
Dengan pemberian polaritas tegangan seperti pada Gambar 3, yakni VA-K
positip, maka pembawa mayoritas dari bahan tipe p (hole) akan tertarik oleh
kutup negatip baterai melewati persambungan dan berkombinasi dengan elektron
(pembawa mayoritas bahan tipe n).
Demikian juga elektronnya akan tertarik oleh kutup positip baterai untuk
melewati persambungan. Oleh karena itu
daerah pengosongan terlihat semakin menyempit pada saat dioda diberi bias
maju. Dan arus dioda yang disebabkan
oleh pembawa mayoritas akan mengalir, yaitu ID.
Sedangkan
pembawa minoritas dari bahan tipe p (elektron) dan dari bahan tipe n (hole)
akan berkombinasi dan menghasilkan Is.
Arah Is dan ID adalah berlawanan.
Namun karena Is jauh lebih kecil dari pada ID, maka secara praktis
besarnya arus yang mengalir pada dioda ditentukan oleh ID
4.
Kurva
Karakteristik Dioda
Hubungan antara besarnya arus yang mengalir melalui dioda
dengan tegangan VA-K dapat dilihat pada kurva karakteristik dioda (Gambar 4).
Gambar 4
menunjukan dua macam kurva, yakni dioda germanium (Ge) dan dioda silikon
(Si). Pada saat dioda diberi bias maju,
yakni bila VA-K positip, maka arus ID akan naik dengan cepat setelah VA-K
mencapai tegangan cut-in (Vg). Tegangan cut-in (Vg) ini kira-kira sebesar 0.2
Volt untuk dioda germanium dan 0.6 Volt untuk dioda silikon. Dengan pemberian tegangan baterai sebesar
ini, maka potensial penghalang (barrier potential) pada persambungan akan
teratasi, sehingga arus dioda mulai mengalir dengan cepat.
Bagian kiri bawah dari grafik pada Gambar 4 merupakan kurva karakteristik
dioda saat mendapatkan bias mundur.
Disini juga terdapat dua kurva, yaitu untuk dioda germanium dan
silikon. Besarnya arus jenuh mundur
(reverse saturation current) Is untuk dioda germanium adalah dalam orde mikro
amper dalam contoh ini adalah 1 mA. Sedangkan untuk dioda silikon Is adalah dalam
orde nano amper dalam hal ini adalah 10 nA.
Apabila tegangan VA-K yang berpolaritas negatip tersebut
dinaikkan terus, maka suatu saat akan mencapai tegangan patah (break-down)
dimana arus Is akan naik dengan tiba-tiba.
Pada saat mencapai tegangan break-down ini, pembawa minoritas dipercepat
hingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk mengeluarkan elektron valensi
dari atom. Kemudian elektron ini juga
dipercepat untuk membebaskan yang lainnya sehingga arusnya semakin besar. Pada dioda biasa pencapaian tegangan
break-down ini selalu dihindari karena dioda bisa rusak.
Hubungan arus dioda (ID) dengan tegangan dioda (VD) dapat
dinyatakan dalam persamaan matematis yang dikembangkan oleh W. Shockley, yaitu :
dimana:
ID = arus dioda (amper)
Is = arus jenuh mundur (amper)
e
= bilangan natural, 2.71828...
VD = beda tegangan pada dioda (volt)
n
= konstanta, 1 untuk Ge; dan » 2 untuk Si
VT = tegangan ekivalen temperatur
(volt)
Harga
Is suatu dioda dipengaruhi oleh temperatur, tingkat doping dan geometri dioda.
Dan konstanta n tergantung pada sifat konstruksi dan parameter fisik
dioda. Sedangkan harga VT ditentukan
dengan persamaan:
dimana:
k
= konstanta Boltzmann, 1.381 x 10-23 J/K
(J/K artinya joule per
derajat kelvin)
T
= temperatur mutlak (kelvin)
q
= muatan sebuah elektron, 1.602 x 10-19 C
Pada
temperatur ruang, 25 oC atau 273 + 25 = 298 K, dapat dihitung besarnya
VT yaitu:
Harga VT adalah 26 mV ini perlu diingat untuk pembicaraan
selanjutnya.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa
arus jenuh mundur, Is, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: doping,
persambungan, dan temperatur. Namun
karena dalam pemakaian suatu komponen dioda, faktor doping dan persambungan
adalah tetap, maka yang perlu mendapat perhatian serius adalah pengaruh
temperatur
Sumber :
DASAR
SEMIKONDUKTOR
TIM FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar